"Hal yang paling menjijikan di dunia ini adalah, bahwa saya menyadari selama ini hanya merasa kagum dan hanya karena pandangan yang jahil. Bukan cinta."
Cinta? kenapa tiba-tiba nge-post berbau cinta nih? Gak penting kenapa, yang penting blog ini agak nge-pink dikit lah.
Cinta memang sulit dideteksi, apakah ia adalah milik kita, atau punya orang lain. Hanya Tuhan yang tahu. Kita hanya menerka, sekedar berprasangka.
Boleh jadi saat ini kita senyum-senyum memikirkan dia, sampai-sampai berharap ia lah jodoh kita. Tapi sekali lagi, tidak ada yang tahu. Berapa banyak pun orang yang sudah saya taksir, tapi Allah sudah menetapkan satu, hanya satu, yang sampai sekarang pun saya tidak ketahui. Bisa jadi yang telah dan sedang di harapkan, bisa jadi juga bukan. Bisa jadi orang yang sering berantem, boleh jadi orang yang nabrak di tangga, boleh jadi orang yang sebangku di bus, temen sekelas, sefakultas atau orang yang tidak kita tahu sama sekali. Pertanyaannya adalah, apakah kita layak menjalin hubungan yang seharusnya untuk orang yang hanya satu pula untuk kita? Hak sih, memang. Tapi banyak yang menjadi kasihan, termasuk sang Cinta itu sendiri. Ia yang seharusnya kita berikan sepenuhnya untuk si dia, energinya harus terkikis sedikit demi sedikit.
Jujur saja, definisi cinta saja saya tidak paham. Bagi saya, sulit mendefinisakannya. Tapi tuhan menciptakan kita untuk cinta, bukan?
"Katakanlah Muhammad, 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscahya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu' Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang... " (Ali-Imron:31)
Sudahlah... masalah Cinta biarlah menjadi rahasia, sekarang saya akan mencintai Cinta saja, cinta yang seringkali di bilang virus, padahal sekali pun ia tidak berdosa, ia netral, hanya bekerja pada inang yang tulus dan menerima serta mengerti ia yang sebenarnya.
saya mau ber-aku-aku, ah. Biar romantis dan co cuit.
Aku ingin mencintai cinta dengan bebas, yang tidak ada keraguan.
Seperti hujan yang turun dari awan, turun dengan indah bagi yang memaknai keanggunannya juga bagi insan-insan yang satu frekuensi dengannya.
Juga seperti petir, yang menggeleggar tanpa rasa takut, mematah kesungkanan, membelah rasa bersalah, aku ingin mencintai seperti petir, yang
"...Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan pengelihatan." (An-Nur:43)
Senin, 28 Januari 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar