saya mau cerita sedikit, boleh ya boleh?
jadi, pada saat itu di bulan Desember. saya mampir ke toko yang menyediakan peralatan sekolah di daerah Parung, saya mau beli kertas krep. kebetulan disitu ada anak laki-laki dan bapaknya. bukannya beli kertas krep, saya malah asyik nonton drama anak bapak itu.
Jadi, si bapak mau membelikan anaknya rautan yang diputar pake gagang, yang gede tuh yang bagus. nah,si anak itu nangis kejer, dia gak mau rautan yang dipilihkan oleh sang bapak, dia mau rautan yang satunya, rautan yang dipilihkah bapaknya berbentuk bola dan yang satunya lagi berbentuk rumah, memang ukurannya lebih besar yang rumah, tapi kan lebih bagus yang bentuk bola kan? ya, itu menurut saya.
Nah! saya bingung, kenapa sih si bapak gak beliin aja anaknya yang dia mau, daripada anaknya nangis gitu, mending jugs dikasih kan?
Dan sesaat kemudian saya tahu kenapa alasannya.
si bapak yang kurus itu mengeluarkan uang dari dompet kulitnya yang berwarna hitam eh bukan bukan, coklat, ehmm tapi kayaknya itu hitam tapi udah berubah warna dah. . . ?
uangnya si bapak ribuan melulu, saya intip uang si bapak ada 25.000. si bapak menyerahkan kepada si abang-abang tukang dagangnya sebesarbya 20.000, dan berlalu.
saya baru tahu ternyata rautan yang bentuk bola harganya 15.000. mungkin pikir si bapak, kalau dia beli yang bentuk bola akan menyisakan uang yang lebih. dan apa dikata, anaknya mewek bombai.
Saya menjadi sadar setelah melihat anak itu. jadi orang tua itu akan melakukan apa saja untuk anaknya.
gak peduli betapa sadisnya permintaan si anak, begitu pun dengan saya, dulu ya, saya tuh kalau mau sesuatu harus ada saat itu jugga? loh, ga sadis gimana coba? atau pas minta jemput,gini nih
"ayah, jemput ya?"
"ayah lagi ngambil pohon di, naek. . . " nut. . . nut, teleponya saya matikan tanpa peraan. dan langsung ngambek. heheheh (jangan di contoh ok?)
atau kalau disuruh sedikit, ngulenya banyak, ngedumel lagi dah. kalau ayah saya nyuruh beli rokok pastisay bilang "mana upahnya?" gak ada anak minta beliin buku atau apa sama orang tuanya terus orang tuanya bilang "mana upahnya?"
kita dibanding orang tua kita:
orang tua kita bikin keselsatu kali, kita udah snewon kaya rawon diaduk-aduk, tapi kalau orang tua kita berbuat sesuatu yang baik kekita, kita gak pernah engeh kan?
sebaliknya, kalau kita bikin mereka kesal, mereka cepat maafin kita, dan kalau kita bikin mereka bangga, mereka takan lupa.
0 komentar:
Posting Komentar