“Life is not about finding yourself. Life is about creating yourself”
Kata-kata itu saya dapat dari buku tulis yang saya beli di
favorit stationary. Entah mengapa kalimat itu begitu menghipnotis. Versi
lebainya, saya tidak bisa melupakan kalimat itu dalam sepuluh menit kedepan.
Kalau
dipikir-pikir, ada benarnya juga kata-kata itu. Mencari? Sampai kapan kita mau
mencari diri kita? Bukankah ada yang lebih mudah? Yaitu, membentuknya sendiri.
Logikanya, kalau ada yang lebih mudah,
mengapa mencari yang sulit. Hanya saja, disini bagaiman kita
menginginkan diri kita.
Saya
jadi ingat Film harry pottes the chamber of secret
Setelah menaklukan bassilik Harry
mengungkapkan apa yang mengganjal di pikirannya kepada Dumbledore, tentang
mengapa ia berada di Gryffindor pada saat seleksi masuk Hogwart.
“Ada persamaan antara saya dan
Tom Ridle (Voldemort). . . “
katanya. “Berarti topi, seleksi benar,
saya seharusnya berada di slyhterin.“
Kata Dumbledore, “Benar bahwa kau punya kekuatan voldemort: tegas, cerdik
dan suka melanggar peraturan. Tapi mengapa topi seleksi menempatkanmu di
Gryffindor?“
“Karena saya yang
menginginkannya.”
„Exactly, itulah yamg
membedakanmu dengan Voldemort. Bukan keahlian yang menunjukan siapa kita
sebenarnya, tapi pilihan yang kita ambil.”
Ya, begitulah. Harry bukan
menemukan dirinya di Gryffindor, tapi ia meminta sang topi untuk menempatkannya
di Gryffindor.
Kurang puas dengan ilustrasi Harry? Ayo kita cek Alquran,
saya lupa lengkapnya, tapi di surat itu dituliskan, Allah tidak akan mengubah
suatu kaum, kecuali mereka mengubahnya sendiri.
Ah, Fahda... fahda... bicara itu mudah, teori itu mudah! Ya,
saya juga tahu. Saya juga sedang berusaha, membentuk diri itu memang harus
praktik dengan serius. Saya tahu. Tapi bukan hal yang mustahil dari hanya
sekedar teori lalu melekat hingga bisa diaplikasikan, bukan?
Wallauhualam. Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar