Teman-teman berpikir, pasti nilai ujian nasioal saya bagus. sekalian ngasih tahu, saya mendapat nilai 4,25 di salah satu mata pelajaran. sedih? tidak, tapi sediiiiihhh bangeeet.
Disaat teman kita sibuk mencari orang "Yang baik hati" untuk memberikan contekan, lebih baik kita mempersiapkan diri untuk sukses dengan nilai sendiri kan? malah ada juga, yang sudah les, belajar kelompok, terus belajar di rumah juga, apa lagi ya, foto kopi soal-soal setumpuk, eeehhh nyontek juga, yang bikin aneh lagi, pas Pengumuman deg-degan lagi! ckckckck
ah, Fahda sok. kayak gak pernah nyontek aja!
Pernah, saya pernah nyontek, alhamdulillah saya pernah bukannya sedang mencotek. lebih baik kejelekan itu di masa lalu daripada sekarang, kan?
"Tapi kan UN gak gampang,bikin galau." so what? emang susah.
Perasaan yang serba galau memang wajar terjadi, tapi masa iya, UN sudah mau besok, kita masih galau? kata smash juga kan, "NO MORE MELOW, SAY NO TO GALAU, NO MORE SAD SAY NO TO FEAR."
Sebagian orang memilih untuk belajar kelompok, ikut bimbingan belajar dan bimbel disekolah. Tapi sangat di sayangkan, masih banyak diantara kita yang mengharapkan bocoran. Ha, bocoran? Ya, bukan bocoran yang ketika hujan membasahi pipi kita, tapi jauh lebih mengeringkan hati kita. sebagian orang merasa lebih tenang kalau sudah mendapatkan bocoran. kok bisa?
padahal... Percaya atau tidak, manusia itu mempunyai God Spot, atau lebih dikenal hati nurani. Termasuk di dalamnya adalah kejujuran. Bagaimana mungkin, hal-hal seperti mencotek dapat menentramkan hati? Karena jika manusia melanggar hati nuraninya, pasti perasaan bersalahlah yang muncul, menyesal, kecewa bahkan marah pada diri sendiri, itulah yang membuat hati kita kekeringan. Kalau kebiasaan yang membuat hati kita kekeringan dilakukan secara intensif, jangan salahkan kalau kita mengalami masa paceklik hati. Titik-titik nurani kita terputus satu per satu. Jujur, bersih, damai, peduli, kasih sayang, melindungi, rasa itu habis sudah. Yang tinggal, hanya manusia berjiwa kering.
Semua manusia pasti akan bermasyarakat, akankah manusia berjiwa kering dapat bermasyarakat? Kita pasti punya cita-cita kan? Psikologi misalnya. Apabila ijazah mereka hasil dari ketidak jujuran, masa iya, mereka mensugestikan pasiennya untuk berbuat ketidak jujuran? Kalau pun mereka mensugestikan hal yang baik, dari mana asalnya? Dari kemunafikan? Guru? Politikus? Penulis? Diplomat? Dokter? Sama saja. Mau kita berikan apa negara kita? Akankan kericuhan saat ini terulang pada generasi kita? Yang nantinya akan kita tularkan lagi kegenerasi selanjutnya? Bad habbit, tidak akan selesai membahasanya. Tapi jangan khawatir. Manusia selalu diberikan tali, tali yang tidak akan pernah putus. Tali yang akan menyambungkan titik-titik nurani kita. Tali pertolongan Allah. Kita tahu, UN itu tidak mudah, kita tahu keadaan kita belum cukup. Tapi ada zat Yang Maha Besar yang akan membuatnya mudah. Dia yang mengatur inspirasi dan ekspirasi dalam hitungan detik, yang mengatur sirkulatori, yang mengatur tata surya. Tidak ada satu pun yang luput dari perhitungaNya. Jelas hanya meluluskan kita semua UN, mudah saja bagiNya, tidak ada yang mustahil bagiNya. Hanya saja, bagaimana prosesnya, itulah yang dinilaiNya. UN boleh saja berpatokan pada nilai, tapi ujian keimanan tidak. Kejujuran bukanlah hak pelajar, tapi kewajiban semua orang. Janji Allah tidak akan pernah bohong, ketika Ia berkata akan mengabulkan doa hambanya yang bersungguh-sungguh, maka, seharusnya kita percaya. Ketika keadaan terdesak dan kita meminta dengan sungguh-sungguh, Allah langsung mengabulkannya. Kalau keadaannya kita dapat bocoran dan lain sebagainya, yang bersifat tidak mendesak, akankan Allah mengabulkannya? Apalagi dengan cara yang tidak halal. Bukankah dikejar Anjing galak yang rabies akan membuat kita lebih cepat berlari? Jika dibelakang kita ada hiu, lebih cepat berenang?
Teruntuk adik-adikku yang mau ujian nasional, mumpung masih banyak waktu. Belajar, Man jadda wa jada :) semangaaat!!! Yang terpenting adalah, ridho Allah S.W.T jangan dengarkan orang yang tidak mendukung :) biar nilai jelek, yang penting lulus, lebih bagus lagi, kalau nilainya bagus siii... Jangan kayak Fahda, Jore pisan :p
Ya,
Allah…
Ya Allah, Engkau Maha Besar…
Engkau menyaksikan kerja keras kami
dalam UN
Engkau Maha Melihat
Pastilah Engkau menyaksikan proses kelulusan
kami
Lindungilah kami dari cara yang
tidak baik
Luluskanlah kami dengan percikan
ridhoMu, ya Rabb
Luluskanlah kami
Agar kelak, kami menjadi manusia
yang bermanfaat bagi negeri kami
Negeri yang kami ingin, engkau
ridhoi juga
Indonesia kami
Haruslah Indonesia yang jujur dan
mulia, ya Rabb…
0 komentar:
Posting Komentar